Mimbartimur.com – Ratusan Mahasiswa mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, menggelar aksi di depan kediaman Gubernur Maluku Utara. Aksi itu terkait pencemaran sungai sagea yang terjadi sejak beberapa waktu lalu.
Pantauan mimbartimurcom, masa aksi mulai memadati Jalan Ahmad Yani, Tanah Raja, Kecamatan Ternate Tengah. Mereka membawa mobil komando dan membentangkan sejumlah spanduk berisi kecaman atas pencemaran sungai sagea yang diduga akibat aktivitas sejumlah perusahaan yang beraktivitas di wilayah Halmahera Tengah.
Dalam orasi, perwakilan BEM Unkhair Ternate meminta Pemerintah Maluku Utara untuk mengusut tuntas pencemaran sungai sagea yang berdampak pada penutupan wisata Goa Bokimaruru.
“Sungai sagea memiliki aliran dan debit yang cukup stabil untuk kebutuhan masyarakat serta menjadi ekowisata, dan kebutuhan lainnya. Namun mengalami perubahan warna”, bunyi orasi yang disampaikan salah satu masa aksi, Kamis (14/09/23).
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa perubahan warna sungai sagea terjadi sejak April 2023 lalu hingga kini belum kembali normal seperti warna awalnya nan jernih dan layak diminum oleh masyarakat. Salah satu dampak terbesarnysla wisata karts yang menjadi icon pariwisata Halmahera Tengah.
“Pencemaran yang begitu nyata tidak membuat Pemerintah sadar. Justru melindungi perusahaan pertambangan yang merenggut masyarakatnya sendiri”, pungkasnya.
Hingga pukul 16.00 WIT masa aksi terus berdatangan memadati lokasi. Ratusan Personel Kepolisian Polres Kota Ternate dilengkapi dua unit water canon bersiaga di loaksi aksi.
Sementara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Maluku belum terlihat dikediaman Gubernur. Gedung putih yang terletak di Jalan Poros Ahmad Yani itu tampak dijaga puluhan polisi.
Situasi demontrasi berlangsung damai, masa aksi dilengkapi atribut almamater kampus bewarna kuning. Gabungan masa aksi berasal dari seluruh BEM Universitas Khairun Ternate.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.