Mimbartimur.com – Pakar Ekonom Mukhtar Adam menyikapi pernyataan Calon Gubernur Maluku Utara Aliong Mus terkait janji Rp 100 miliar setiap tahun untuk pembangunan sepuluh kabupaten kota bila terpilih dalam kontestasi Pilkada 2024.
“Inilah masalahnya kalau mau calon pemimpin mesti punya otak, jangan hanya otot, bagimana bisa baru calon saja sudah salah bafikir bahkan tergolong sesat”, ujar Mukhtar kepada mimbartimurcom melalui pesan WhatsApp, Kamis (29/08).
Menurutnya, Aliong Mus selaku calon pemimpin kepala daerah harus memahami fungsi dan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sehingga tidak sesat mengeluarkan pernyataan dihadapan publik.
“Harus paham apa itu APBD agar tidak terjebak mengeluarkan pernyataan sesat. Beberapa indikator mungkin perlu di baca oleh semua calon kepala daerah, agar dalam membuat pernyataan bisa lebih kelihatan memahami masalah’, pungkasnya.
Mukhtar menjelaskan lima gambaran kondisi rumusan APBD yang harus dipahami setiap calon kepala daerah dengan melihat fenomoena Maluku Utara saat ini. Pertama, APBD sebagai alat instrumen kebijakan, bukan alat bagi-bagi uang, Kedua, sebagai instrumen kebijakan, APBD memiliki tiga konsep dasar yakni alokasi, distribusi dan stabilitasi.
Ketiga, lanjut Mukhtar, konsep dasar itu dirumuskan dalam peta jalan pembangunan yang dijabarkan dalam program dan kegiatan. Keempat, rumusan program dan kegiatan didasari pada dinamika pembangunan yang dirumuskan dalam kebijakan umum APBD.
“Terkahir, isi kebijakan umum APBD seperti pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, indeks pembangunan manusia, pengangguran, inflasi dan lain-lain di maksudkan untuk mencapai tujuan pembangunan dengan alat indikator yang dirumuskan sesuai dinamika ekonomi”, imbuhnya.
Mukhtar menuturkan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara dalam kurun waktu lima tahun terakhir mencapai 17,56 persen yang bertumpuk di industri dan pertambangan sehingga pertumbuhan ekonomi tidak inline dengan kesejahteraan masyarakat.
“Indikator lain juga berkaitan dengan kemiskinan diwilayah tambang yang masih sangat ekstrim, kualitas SDM rendah tergambar dari indeks pertumbuhan manusia baik dalam aspek pendidikan maupun kesehatan”, tuturnya.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.