Mimbartimur.com – Ada-ada saja tingkah laku Calon Walikota Ternate yang satu ini, bagimana tidak?. Demi menaikan elektabilitas pencalonan dalam kontestasi Pilkada 2024, pasangan calon Syahril Abdurradjak dan Makmur Gamgulu diduga rela ikut merekaya survei dengan mencatut nama lembaga riset KompasData.
Hasil survei bodong yang memenangkan kedua pasangan calon dengan akronim Bersinar itu tampaknya berbuntut panjang setelah pihak KompasData menerima aduan warga. Lembaga milik Harian Kompas itu menyikapi dengan membuat pemberitahuan disejumlah platform miliknya.
Dugaan keterlibatan Syahril Aburradjak dan Makmur Gamgulu itu tampak jelas. Pasalnya, hasil survei yang di framing itu menunjukan elektabilitas keduanya mengungguli tiga pasangan calon lainnya dengan presentase 48,9 persen, termasuk petahana Tauhid Soleman dan Nasri Abubakar sebesar 20,7 persen.
Sementara pasangan Calon Walikota Ternate pada Pilkada 2024, Erwin Umar dan Zulkifli Umar memperoleh elektabilitas sebesar 15,6 persen disusul Santrani Abusama dan Bustamin Abdullatif yang hanya diangka 11,5 persen.
Wakil Pengembangan Data dan Informasi Harian Kompas, Susanti Agustina Simajuntak menegaskan pihaknya tidak melakukan survei seperti diberitakan sejumlah media online. Grafik survei yang menampilkan elektabilitas salah satu Walikota Ternate murni pelanggaran pidana.
“Terkait konten itu, kami informasikan dan tegaskan bahwa tidak ada survei elektabilitas Pemilihan Walikota Ternate dari KompasData”, ujar Susanti kepada mimbartimurcom melalui pesan singkat pada Jumat 904/10) dini hari.
Peneliti Politik Litbang KompasData, Yohan Wahyu ikut menyikapi pancatutan logo lembaga milik Harian Kompas dalam survei elektabilitas pemilihan Walikota Ternate pada Pilkada 2024. Menurutnya, konten yang menyebar secara masif itu bohong.
Informasi yang diterima mimbartimurcom, pihak Harian Kompas telah memenyerahkan kasus ini kepada tim hukum untuk menindaklanjuti. “Konten yang menyebutkan KompasData itu hoaks. Sudah ditangani tim hukum Kompas”, ungkap Wahyu saat dikonfirmasi, Sabtu (05/10).
Selain itu KompasData juga merilis bantahan terkait hasil survei yang mencatut logonya melalui laman website miliknya. Masyarakat diminta lebih teliti mengonsumsi informasi survei elektabilitas ditengah proses tahapan Pilkada 2024 berlangsung.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.