Mimbartimur.com – Mantan Ketua DPW Partai NasDem Maluku Utara Achmad Hatari kembali menyikapi keputusan pemberhentian dirinya dengan Malik Ibrahim dari pengurus wilayah. Setelah menyatakan menolak keputusan DPP NasDem, loyalis partai besutan Surya Paloh itu tidak mengizinkan pengurus baru menggunakan gedung hasil jerih payahnya.
Pantauan mimbartimurcom, Minggu (01/09), bangunan megah yang beralamat di Jalan Sultan Babullah, Kelurahan Kampung Makassar Timur, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate tersebut telah disegel menggunakan rantai besi sebagai tanda larangan bagi pengurus baru.
“Kantor itu dibangun oleh saya, tidak ada partisipasi dari siapapun bahkan tidak satu rupiah pun dari DPP. Saya akan halang, kantor NasDem pengurus baru itu urusan Husni Bopeng“, kata Achmad saat dikonfirmasi melalui telepon seluler.
Menurutnya, pengurus baru yang di tunjuk DPP NasDem tidak berhak menggunakan bangunan maupun fasilitas kantor DPW NasDem yang dibangun menggunakan uang pribadi serta berdiri diatas aset tanah miliknya.
“Sewa rumah atau pakai rumah untuk dijadikan kantor. Jadi tidak bisa berkantor di DPW NasDem Maluku Utara. Kantor itu dibangun oleh Achmad Hatari tanpa campur tangan siapapun, saya akan halang”, pungkasnya.
Perlu diketahui, selain Achmad Hatari diberhentikan sebagai ketua. DPP NasDem juga mencopot Malik Ibrahim dari jabatan sekretaris. Posisi dua loyalis Partai NasDem Maluku Utara itu diisi oleh Jakfar Sidik dan Husni Bopeng melalui Surat Keputusan Nomor : 265-Kpts/DPP-NasDem/VIII tertanggal 24 Agustus 2024.
Pencopotan keduanya disinyalir karena tidak memberikan dukungan terhadap Calon Gubernur Maluku Utara yang diusung oleh NasDem. Achmad Hatari dan Malik Ibrahim secara pribadi mendukung Husain Alting Sjah – Asrul Rasyid Ichsan pada Pilkada 2024.
Achmad Hatari menjelaskan pergantian dirinya sebagai ketua sudah semestinya, namun ia meminta agar dilakukan sesuai prosedur yang berlaku dalam partai. Ia menilai pencopotan dirinya dengan Malik Ibrahim dilakukan dengan cara-cara yang tidak demokratis.
“Soal pergantian itu biasa, saya terima. Jadi, saya sudah 10 tahun memang harus diganti, tetapi pergantian itu dasarnya saya tidak mendukung Benny Laos. Itukan terlalu subjektif dan naif”, jelas Achmad Hatari.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.