Kelima, Internalisasi Nilai Kebangsaan – Pendidikan harus kembali menghidupkan semangat kemerdekaan dengan menanamkan kesadaran kebangsaan, keadilan sosial, dan tanggung jawab kolektif.

Sebagai penutup, pertemuan lintas cabang HMI ini diakhiri dengan sebuah refleksi bersama, dengan merenungkan kemerdekaan Indonesia yang dapat dikatakan paripurna apabila rakyatnya merdeka dalam mengakses, menikmati, dan memaknai pendidikan. Karena hanya melalui pendidikan yang memerdekakan, Indonesia dapat benar-benar berdiri tegak sebagai bangsa yang berdaulat, adil, dan beradab.

Diskursus ini menyadarkan bahwa tugas generasi muda hari ini, khususnya kader HMI yang bukan hanya merayakan kemerdekaan, tetapi memastikan bahwa kemerdekaan itu hadir nyata dalam dunia pendidikan.Jika politik telah membawa kita merdeka dari penjajahan, maka pendidikanlah yang akan membawa kita merdeka dari kebodohan, ketidakadilan, dan keterbelakangan.

Menyongsong Indonesia Emas 2045, kita tidak boleh lagi terjebak dalam wacana seremonial. Kader muda, intelektual, dan masyarakat sipil harus bersama-sama menyalakan obor perubahan: menjadikan pendidikan sebagai ruang pembebasan, bukan sekadar administrasi negara. Sebab pada akhirnya, pertanyaan “kapan masyarakat Indonesia merdeka?” hanya akan terjawab ketika pendidikan benar-benar mampu memerdekakan manusia Indonesia seutuhnya.