Mimbartimur.com – PT Trimega Bangun Persada (Harita Nickel) kembali mengumumkan hasil keuangan kuartal pertama tahun 2024. Harita Nickel mencatat pertumbuhan yang signifikan di tengah tantangan ekonomi global.
Direktutr Utama Harita Nickel Roy Arman Arfandy menyampaikan, perusahaan yang dipimpinnya mencatat pendapatan sebesar Rp 6,03 triliun di kuartal I. Jumlah tersebut meningkat hingga 26 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Peningkatan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar 26 persen, mencapai Rp 6,03 triliun dibandingkan dengan Rp 4,79 triliun di periode yang sama tahun lalu”, ujar Roy dalam keterangan tertulis yang diterima mimbartimurcom, Rabu (01/05).
Roy menjelaskan harga nikel mengalami penurunan, namun tidak berpengaruh pada perusahaan karena meningkatkan laba kotor menjadi Rp 1,62 triliun dari Rp 1,57 triliun secara berjenjang setiap tahun. Sementara itu, laba usaha menjadi Rp 1,39 triliun dari Rp 1,36 triliun.
“Sekaligus meningkatkan efisiensi operasional sehingga berhasil menekan beban penjualan, umum, dan administrasi turun menjadi Rp 373,55 miliar. Hal ini mencerminkan upaya berkelanjutan perusahaan dalam meningkatkan efisiensi di seluruh operasi”, pungkasnya.
Harita Nickel, kata Roy, mencatat peningkatan produksi pertambangan sebesar 38 persen dari sisi output produksi dikuartal pertama tahun 2024 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Perlu diketahui, peningkatan itu didorong dengan meningkatnya kebutuhan bijih nikel dari fasilitas pemurnian High-Pressure Acid Leach (HPAL) atau disebut dengan teknologi pemurnian bijih nikel kadar rendah berbasis hidrometalurgi.
Sementara PT. Obi Nickel Cobalt (ONC) telah memasuki tahap produksi pada akhir Maret 2024 dengan dua jalur produksi lainnya. Hal itu diharapkan akan mulai beroperasi dalam beberapa bulan akan datang.
Lebih lanjut, Roy mengatakan Smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) atau disebut teknologi pemurnian bijih nikel kadar tinggi berbasis pirometalurgi. Ia menyebut Harita Nickel berhasil mengaktifkan 12 jalur produksi dengan kapasitas tahunan 120.000 ton nikel terkandung.
Tinggalkan Balasan