Mimbartimur.com – Kedatangan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda didampingi Wakil Gubernur Maluku Utara Sarbin Sehe tampaknya tak disambut baik oleh rastusan demonstran yang menggelar unjuk rasa di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ternate.

Pasalnya, Sherly dan Sarbin terpantau hanya menemui sejumlah masa aksi yang dianggap bukan bagian dari representasi masa aksi yang terhimpun dari aliansi mahasiswa Universitas Khairun (Unkhair) Ternate sehingga menimbulkan kericuan dengan aparat keamanan.

“Untuk apa datang, kalau hanya temui pihak lain tapi masa aksi yang sebenarnya dihadang oleh aparat keamanan secara berlapis. Jangan cuman datang untuk mengambil momen demi konten tak bermutu, ini belum saatnya ibu gub ngonten”, teriak salah satu masa aksi dikutip mimbartimurcom, Senin (01/09) sore.

Pantauan mimbartimurcom, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda terpantau tiba di Kantor DPRD Kota Ternate sekitar pukul 14.39 WIT dengan pengamanan yang sangat ketat. Sherly menemui sejumlah utusan masa aksi tepat didepan kantor BNN Maluku Utara.

Sementara aliansi mahasiswa Unkhair yang menyampaikan orasi berjarak ratusan meter dari titik pertemuan Sherly Tjoanda dengan utusan. Mereka dihadang oleh aparat kepolisian secara berlapis sehingga memicu ketegangan.

Sebelumnya, ratusan aliansi mahasiswa Unkhair Ternate terpantau tiba di Jalan Raya Kalumata Puncak sekitar pukul 14.10 WIT. Proses orasi sempat mengalami ketegangan beberapa kali, namun berhasil diredam hingga memuncak pada pukul 17.09 WIT.

Kericuan sebelumnya terjadi sekitar pukul 14.48 WIT hingga menyebabkan sejumlah mahasiswa ditangkap oleh aparat keamanan. Masa aksi yang ditangkap tercatat sebanyak enam orang dan sempat mengalami kekerasan dari aparat saat diamankan di rumah salah satu warga.

-- --

Kericuhan selanjutnya memuncak diwaktu petang, disela-sela Gubernur didampingi Wakil Gubernur, Kapolda, Kejati Maluku Utara dan Walikota Ternate berdialog dengan sejumlah utusan HMI. Dari kericuan tersebut tercatat sembilan orang ditangkap aparat kepolisian.

Diketahui, sejumlah utusan yang menemui Gubernur Maluku Utara dan Wakil Gubernur Maluku Utara merupakan Mahasiswa Himpunan Islam (HMI). Puluhan masa aksi yang berasal dari organisasi berwarna hijau hitam tersebut tiba di Tugu Kalumata Puncak sekitar pukul 16.02 WIT.