Di sela kami menikmati secangkir kopi, pembicaraan pilkada masih menjadi topik yang hangat di kalangan teman-tenab dosen. Analisa teman-teman yang tentunya berbasis pada landasan akademik sehingga menjadi semakin menarik.
Salah seorang teman dosen menyampaikan bahwa politik lokal khususnya pemilihan Gubernur, pastinya terdapat kepentingan pemerintah pusat yang sangat besar, disebabkan Maluku Utara merupakan daerah penghasil tambang terbesar. Baginya, kita tdk perlu terlalu sibuk membuat kalkulasi politik yang tidak ada benang merahnya dengan kepentingan pusat.
Katanya, masyarakat kita terkadang juga sudah tidak rasional dala, menentukan pilihannya. Untuk itu kita sebagai akademisi harusnya jangan sampai terkecoh, namun bisa lebih memahami problematika lokal dan kepentingan pusat. Kita harusnya bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat dalam memberikan hak suara kepada pasangan calon kepala daerah.
Pendapat teman dosen lainnya, bahwa jika pilgub nantinya terdapat kepentingan pusat karen kita sebagai daerah penghasil tambang, namun kita punya hak untuk menentukan nasib pembangunan dan masyarakat lokal, sehingga masyarakatlah jangan sampai salah dalam memberikan suaranya kepada pasangan calon kepala daerah. Menurutnya, penyesalan alam datang diakhir. Kita harus belajar dari pengalaman sebelumnya.
Saya yang telah mendengar berbagai pendapat dan analisa dari teman-teman tentunya berkesimpulan bahwa semuanya berkeinginan dan menaruh harapan kepada masyarakat pemilih agar bisa salurkan hak pilih dan memberikan suaranya pada calon kepala daerah yang benar-benar punya tanggung jawab moral terhadap kemajuan daerah dan masyarakat.
Kita semua tahu, bahwa masyarakat kita merupakan masyarakat yang multi etnik dan mayoritas tidak begtu paham politik, sehingga bisa menggunakan haknya secara baik dan benar.
Artikel ini ditulis oleh : Dr. Muamil Sunan, SE., ME., M.AP – Pengamat Kebijakan Publik Maluku Utara.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.