Mimbartimur.com –  () mengumumkan penambahan dua yakni PT Bhakti Bumi Santosa (BBS) dan Cipta Kemakmuran Mitra (CKM). Penambahan dua unit usaha ini sebagai bagian dari inisiatif strategis perusahaan.

“Pembentukan kedua unit usaha ini merupakan langkah signifikan dalam strategi kami untuk meningkatkan keberlanjutan dan efisiensi operasional”, kata Direktur Harita Nickel Roy Arman Arfandy dalam keterangan pers yang diterima mimbartimurcom, Selasa (28/05/24).

Roy menjelaskan penambahan dua entitas baru itu memiliki peran yang efektif dalam memperkuat komitmen Harita Nickel terhadap keberlanjutan dan meningkatkan efesiensi operasional. Dia menyebut, PT BBS akan fokus peningkatan praktik pengelolaan sisa hasil produksi.

“Dengan mengolah sisa hasil produksi menjadi produk yang lebih bernilai, kami tidak hanya mengoptimalkan operasi perusahaan, tetapi juga memperkuat komitmen kami terhadap pengelolaan lingkungan”, jelasnya.

Lebih lanjut, Roy menambahkan entitas itu akan mengolah sisa hasil produksi dari proses High-Pressure Acid Leach  (HPAL) berupa tailing, menjadi barang-barang bernilai ekonomi yang tidak terlepas dari prinsip ekonomi sirkular.

“Mengubah sisa hasil produksi menjadi produk bernilai tambah. Jadi PT BBS ini akan memberikan kontribusi terhadap tujuan keberlanjutan perusahaan dan efesiensi operasional”, imbuh pimpinan utama Harita Nickel.

Sementara , kata Roy, kahadirannya untuk meningkatkan efesiensi operasional dengan memproduksi kapur tohor atau quicklime yang dikenal sebagai salah satu bahan utama yang diperuntukan dalam proses pemurnian bijih nickel kadar rendah menggunakan teknologi HPAL.

-- --

“Kalau unit usaha baru ini bertujuan untuk memastikan stabilitas dan efisiensi pasokan bahan utama dalam proses pemurnian biji nickel, sehingga mendukung proses produksi dan efektivitas operasional secara keseluruhan”, ujarnya.

Perlu diketahui, Harita Nickel melalui anak perusahaannya PT Halmahera Persada Lygend (HPL) memiliki 21.026 saham atau 94,24 persen dari total saham PT BBS. Kepemilikan saham HPL lebih besar dari Hong Kong Blue Whale International Limited yang hanya memiliki 1.285 saham atau 5,76 persen.

Azzahra
Editor
Safrillah
Publikasi