Mimbartimur.com – Di tengah kepulauan Maluku Utara, terdapat sebuah gunung yang megah, Gunung Gamalama. Dengan puncaknya yang menjulang tinggi di atas awan, gunung ini bukan hanya sekadar sebuah bentang alam, tetapi juga simbol cinta yang abadi bagi para pendaki dan pencinta alam. Cerita ini bermula dari dua sosok, Arif dan Maya, yang memiliki impian untuk menjelajahi keindahan alam Gunung Gamalama.
Arif adalah seorang fotografer alam yang telah menghabiskan bertahun-tahun menjelajahi berbagai belahan dunia. Ia memiliki ketertarikan mendalam terhadap keindahan alam dan selalu berusaha menangkap momen-momen terbaik melalui lensa kameranya. Sementara itu, Maya adalah seorang penulis yang terinspirasi oleh alam dan cinta. Ia percaya bahwa setiap perjalanan memiliki cerita yang menunggu untuk dituliskan.
Suatu hari, mereka berdua bertemu di sebuah seminar tentang pelestarian lingkungan. Dari perbincangan yang hangat, mereka menemukan kesamaan visi untuk menjelajahi Gunung Gamalama. Dengan semangat yang membara, mereka merencanakan perjalanan mereka selama berbulan-bulan, mempersiapkan segala sesuatu mulai dari peralatan pendakian hingga rute yang akan dilalui.
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Dengan ransel yang penuh, mereka memulai perjalanan dari kaki gunung. Udara segar dan aroma tanah basah menyambut mereka. Selama pendakian, mereka berbagi cerita dan tawa, semakin memperkuat ikatan di antara mereka. Setiap langkah yang mereka ambil membawa mereka lebih dekat tidak hanya ke puncak gunung, tetapi juga ke dalam hati satu sama lain.
Setelah berhari-hari mendaki, mereka tiba di sebuah tempat perkemahan yang indah, dikelilingi oleh pepohonan hijau dan suara gemericik air. Malam itu, di bawah langit berbintang, Maya mengeluarkan buku catatannya dan mulai menulis. Arif, yang terpesona oleh keindahan malam, mengeluarkan kameranya untuk mengabadikan momen tersebut. Dalam keheningan malam, mereka saling berbagi impian dan harapan, menyadari bahwa cinta mereka tumbuh seiring dengan perjalanan yang mereka jalani.
Ketika pagi menjelang, mereka melanjutkan pendakian menuju puncak Gunung Gamalama. Rute yang semakin menantang membuat mereka harus saling mendukung. Dalam setiap tantangan, mereka belajar untuk saling percaya dan mengandalkan satu sama lain. Akhirnya, setelah berjuang melewati rintangan, mereka berdiri di puncak gunung, terpesona oleh panorama yang menakjubkan. Lautan biru membentang di kejauhan, sementara awan-awan putih berarak di bawah mereka.
Di puncak itu, Arif meraih tangan Maya dan mengungkapkan perasaannya. “Maya, perjalanan ini bukan hanya tentang mencapai puncak, tetapi tentang menemukan cinta sejati di dalam diri kita. Aku ingin berbagi setiap momen hidupku denganmu.” Dengan mata yang berbinar, Maya menjawab, “Aku juga merasakan hal yang sama, Arif. Cinta kita telah mengangkat kita ke tempat yang lebih tinggi.”
Mereka berdua berpelukan, merasakan angin sejuk yang berhembus di sekitar mereka. Di puncak Gunung Gamalama, mereka merebut angkasa cinta yang selama ini mereka cari. Cinta yang tidak hanya mengikat mereka, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk mengejar impian dan menjelajahi keindahan alam.
Setelah beberapa waktu di puncak, mereka mulai turun, membawa kenangan indah dan janji untuk menjelajahi lebih banyak tempat bersama. Gunung Gamalama tidak hanya menjadi latar belakang perjalanan mereka, tetapi juga saksi bisu dari cinta yang tumbuh di antara mereka.