Mimbartimur.com – Warga Kecamatan Kayoa Utara memboikot aktivitas Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) Laromabati. Pasalnya, kerap mendistribusikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite tanpa memperdulikan kebutuhan masyarakat.
Informasi yang dihimpun mimbartimurcom, AMPS tersebut dibawah naungan CV Kelfa Halsel Indonesia yang beroperasi sejak 2022 lalu. Pemboikotan dilakukan warga akibat kesal BBM berjumlah 70 ton habis dalam rentan waktu dua hari.
“AMPS ini sudah jadi target warga sejak awal beroperasi karena BBM yang masuk terhitung hanya dua sampai empat hari langsung habis. Habis itu karena dijual keluar semua, ada yang diangkut pakai mobil ada juga yang pakai longboat“, ujar warga yang disapa At kepada mimbartimurcom.
At menjelaskan puncak kemarahan warga yang berakibat penutupan AMPS Laromabati karena ada warga Desa Ngokomalako yang sakit sehingga perlu dirujuk ke Ternate menggunakan longboat. Namun, tidak ada BBM yang tersedia.
Lebih lanjut, ia menuturkan, BBM yang didistrubsi ke APMS terhitung 13 April 2025 lalu dengan berjumlah 30 ton. Dari jumlah tersebut berupa 20 ton jenis pertalite, 5 ton jenis solar, dan 5 ton jenis Pertamax.
“Bukan baru ini yah, dibulan sebelumnya juga begitu. Yang kemarin masuk Hari Minggu 30 ton, hanya dua ahri langsung habis. Kemarin ada warga yang mau dirujuk ke Ternate dan butuh bahan bakar, anehnya dari karyawan bilang sudah habis. Itu yang bikin kami boikot”, ungkapnya.
Warga lain menyebut, tindakan pemilik APMS tidak memperdulikan masyarakat sekitar dan menancam akan melakukan pemboikotan secara permanen. Bahkan, mereka meminta pemilik usaha tersebut tidak lagi melakukan aktivitas apapun.
“Karena ini sudah keterlaluan jadi silahkan angkat kaki dari daerah kami. Kehadiran APMS bukannya untuk mempermudah kebutuhan masyarakat malah membuat lebih susah setiap bulan. Kalau berbisnis tanpa perdulikan warga ya angkat kaki saja dari sini”, pintahnya.
Sementara penangungjawab Sant Ramdani saat dikonfirmasi tak menggubris hingga pemberitaan ini dipublikasi. ***