Mimbartimur.com – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Ternate dinilai tak kooperatif dalam menyelesaikan masalah kekerasan yang melibatkan oknum keamanan pelabuhan Sulamadaha. Pasalnya, hingga saat ini hanya berdasarkan keterangan satu pihak.
Dalam keterangan Sekretaris Dishub Kota Ternate Nandi Naser, tampak membenarkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anak buahnya bernama Ical alias Amang terhadap seorang penumpang asal Tomajiko, Pulau Hiri hingga tersungkur dilantai.
Menurutnya, korban kekerasan oknum Dishub Kota Ternate itu tidak ingin mengikuti antrian bersama sembilan penumpang lainnya di dalam ruang tunggu. Nadi mengatakan petugasnya sudah mengarahkan untuk mendaftarkan nama di lembar manifest namun tetap ditolak.
“Ibu, sembilan orang penumpang di ruang sudah lebih duluan datang dan mengantri. Jadi turun saja nanti berangkat bersamaan, oh tidak bisa. Kalau begitu, turun saja isi nama manifest”, ujar Nandi menirukan keterangan anak buahnya. *kutipan ditulis sesuai ejaan berlaku.
Nandi menjelaskan persoalan itu mestinya sudah selesai, namun korban tak terima akhirnya terjadi adu mulut sampai ke ruang tunggu. Akibat terjadi kekerasan, katanya, karena korban memaki-maki dan menunding anak buahnya pencuri hingga lepas kendali.
“Pokonya aturan tidak jelas, kalian pencuri, soal apa. Spion motor kami yang diparkir pun dicuri. Kalau begitu kita ke orang yang ibu titipkan motor sampai kehilangan kaca spion, karena penitipan itu dibayar”, jelasnya dengan menyebut korban tetap menolak.
Lebih lanjut, Nandi menuturkan anak buahnya tidak memiliki niat memukul atau mencederai penumpang seperti dalam video yang beredar luas dimedia sosial. Ia mengaku, saat adu mulut terjadi petugas keamanan tersebut hanya menghindar.
“Petugas juga manusia biasa tentunya juga kesal, maka menghindar. Ada video itu, tapi tidak ada niatan sama memukul atau mencederai ibu. Dia hanya menghindar, jadi itu kronologinya yang saya dapatkan di lapangan”, pungkasnya.
Sementara, penasehat hukum korban Bahtiar Husni mengatakan kliennya memang memaksakan diri berangkat dengan loangboat yang hendak berangkat. Namun, kapasitas kapal tersebut mestinya hanya 21 orang tapi yang diangkut sebanyak 24 orang.