Tak cukup di situ, dari lalu-lalang alat berat pengangkut material yang merusak jalan sekira sepanjang 200 meter dengan lebar 3,5 meter juga merusak saluran air (got). Namun, hingga kini jalan dan saluran air yang rusak dibiarkan begitu saja sejak 2019.
Selain itu, pemilik D’Mozaik Cafe ini diduga melanggar RTRW, karena bangunan dua lantai di Kelurahan Kayu Merah tersebut berada di atas tebing yang rawan longsor. Baik tambang galian c dan pembangunan cafe berlangsung saat Makmur masih menjabat DPRD Kota Ternate periode 2019-2024.
Baru-baru ini Makmur Gamgulu dikabarkan akan dilaporkan ke Ditreskrimum Polda Maluku Utara atas dugaan penyerobotan lahan milik warga bernama Ina Basalama di Kelurahan Kayu Merah, Kecamatan Ternate Selatan.
Kuasa Hukum Pelapor, Hastomo Tawary mengatakan, pihaknya melaporkan Makmur karena sudah mengambil tanah kliennya yang berbatasan dengan D’Mozaik Cafe milik calon Wakil Wali Kota Ternate tersebut.
“Kami rencananya melaporkan salah satu kandidat calon Wakil Wali Kota Ternate dari Partai Golkar, yakni Makmur Gamgulu atas dugaan penyerobotan lahan di Kelurahan Kayu Merah Puncak”, ujarnya, Senin (04/11).
Hastomo menjelaskan, Makmur bersikap seperti orang yang kebal hukum. Sebab, telah memberikan peringatan hukum sekurang-kurangnya sebanyak dua kali, tapi tidak diindahkan. Hal tersebut membuat pihaknya mempolisikan pasangan calon nomor urut 4, itu.
“Terlapor ini sudah disomasi dua kali sebagai peringatan hukum tetapi tidak menghiraukan, sehingga kami berinisiatif untuk menindaklanjuti ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kepolisian Daerah Maluku Utara”, ujarnya.
Hastomo membeberkan Makmur adalah salah satu pasangan calon kepala daerah namun menunjukkan sikap yang tak semestinya terhadap publik. Oleh karena itu, saat ini pihaknya akan melengkapi dokumen untuk mengadukannya secara resmi.
Dorong Elektabilitas Melalui Survei Bodong
Demi menaikan elektabilitas pencalonan dalam kontestasi Pilkada 2024, pasangan Calon Walikota Ternate Syahril Abdurradjak dan Makmur Gamgulu diduga ikut terlibat merekayasa survei bohongan dengan mencatut nama lembaga riset KompasData.
