Menurut kata-kata orang; rumah itu ditempati oleh Jin Ifrit. Banyak orang yang menempatinya binasa karenanya. Ka’ab berkata, meskipun demikian, karena tempat lain tidak ada, saya bersedia tinggal ditempat itu, asal saja yang mempunyai mengizinkan.
‘Baiklah’ kata yang emmpunnyai rumah. ‘Saya tidak keberatan dan saya tidak memungut sewa apa-apa’. Ka’ab ttinggal dirumah itu mulai sore hari tidak merasa takut, tetapi setelah tengah malam Ka’ab menampak bayangan hitam dengan buah mata bernayala-nyala sepert api, mendekati Ka’ab.
Ka’ab dengan segera bangun dan membaca “Allahulaa ilaa ha illla huwal hayyul qayyuun” tetapi bayangan hitam itu selalu mengikuti apa yang dibaca oleh Ka’ab sehingga hampir ada akhir ayat.
Tetapi setelah Ka’ab membaca akhir ayat yang berbunyi “Walaa ya udlu hifdluhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘adhiim” tidak terdengar lagi suara yang mengikutinya.
Ka’ab heran dan diualngnya lagi;Â “Walaa ya uudluu hifdluhumaa wahuwal ‘aliyyiil ‘adhiim” tetapi tidka terdenagr lagi suara yang mengikutinya, maka bacaannyalah berulang kali dan bayangan hitam itupun lenyaplah dari pandagan Ka’ab dan tercium, sesuatu bau seperti ada sesuatu yang terbakar.
Kemudian Ka’ab tidur ditempat itu dengan tidak mendapatkan gangguan apa-apa. Dipagi hari Ka’ab melihat disalah satu sudut rumah itu bekas-bekas seperti ada sesuatu yang telah terbakar dan tampak ada abu.
Disaat itu Ka’ab mendengar suatu suara berkata: ‘Hai Ka’ab, engkau telah membakar Jin Ifrit yang ganas’. Ka’ab heran dan berkata: ‘Dengan apa aku membakarnya?’. Jawab suara itu, Dengan firman Allah “Walaa ya uudluu wahuwal hifdluhumaa wa huwal ‘aliyyiil ‘adhiim”. (Part 1)
Catatan : artikel ini bersumber dari buku Risalah Do’a
***
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.