Ketua panitia, Muhamad Miswan, menegaskan bahwa anniversary ini adalah hasil kolektif seluruh pemuda dan dukungan penuh masyarakat. “Bukan sekadar ulang tahun komunitas. Ini momentum syukur atas kemerdekaan RI ke-80. Kami ingin pemuda tetap solid, kompak, dan bisa memberi manfaat nyata untuk desa,” ungkapnya.
Jajaran Polsek Kabat dan Koramil Kabat juga hadir, ikut menjaga keamanan sekaligus memberi dukungan. Beberapa personel tampak berbaur dengan warga, menciptakan suasana aman dan kondusif sepanjang acara.
Kepala Desa Pakistaji, Khotibul Umum, S.Ip, mengapresiasi langkah pemuda. “Di tengah maraknya demonstrasi di berbagai kota, pemuda Pakistaji memberi contoh positif. Persatuan harus dirawat sebagai bentuk rasa syukur atas kemerdekaan yang diperjuangkan para leluhur,” tegasnya.
Meski terlihat sebagai pesta rakyat, makna anniversary ini jauh lebih dalam. Menurut kajian akademik, kegiatan kolektif di tingkat desa mampu memperkuat nasionalisme, solidaritas sosial, dan kohesi antarwarga. Kehadiran tokoh agama dalam rangkaian sholawat juga menjadi simbol kuat bahwa tradisi religius adalah perekat sosial yang efektif.
Kegiatan ini membuktikan bahwa pemuda tidak hanya bisa menghadirkan hiburan, tetapi juga menyatukan nilai spiritual, sosial, dan budaya dalam satu panggung. Mereka menyalakan harapan bahwa pemuda desa mampu menjaga warisan kemerdekaan sekaligus menatap masa depan dengan optimisme.
Dengan semangat itu, pemuda Pakistaji bertekad menjadikan anniversary sebagai tradisi tahunan desa. Sebuah perayaan yang bukan hanya soal panggung musik, tapi juga tentang kepedulian, doa bersama, dan kebersamaan warga desa.
Bagi masyarakat Pakistaji, anniversary ini adalah simbol syukur, persatuan, dan energi muda yang tidak pernah padam.