Mimbartimur.com – Sebuah akun di Facebook telah mengunggah video dengan logo Kompas TV pada 27 Mei 2025. Dalam konten tersebut, terdapat klaim bahwa Kompas TV menyiarkan wawancara eksklusif dengan mantan Menteri Kesehatan, Terawan Putranto, mengenai metode pengobatan hipertensi.
Dalam video tersebut, presenter melaporkan bahwa sejumlah orang melakukan unjuk rasa di depan rumah Terawan setelah ia mengeluarkan kritik secara terbuka terhadap perusahaan farmasi.
Selanjutnya, muncul sosok yang mirip dengan Terawan yang memberikan testimoni mengenai metode pengobatan hipertensi dan jantung, dengan pernyataan bahwa “Pemerintah dan mafia farmasi ingin membunuh saya karena saya berani mengungkapkan metode pengobatan hipertensi dan jantung yang efektif.”
Apakah benar presenter Kompas TV mempromosikan obat kesehatan?
Hasil Cek Fakta
Verifikasi yang dilakukan oleh Tempo menunjukkan bahwa video yang mengklaim presenter Kompas TV mempromosikan obat hipertensi adalah hasil suntingan. Audio dalam video tersebut telah dimodifikasi dari versi aslinya menggunakan teknologi kecerdasan buatan.
Tempo melakukan penelusuran video ini dengan memanfaatkan pencarian gambar terbalik dari Yandex, pencarian konten di YouTube, serta menggunakan alat deteksi kecerdasan buatan.
Potongan video yang diambil dari kanal YouTube Kompas TV pada 26 Mei 2025 berjudul “Rismon Sianipar Diperiksa sebagai Saksi Kasus Ijazah Jokowi, Begini Situasi di Polda Metro Jaya,” tidak membahas metode pengobatan hipertensi yang diklaim oleh Terawan Agus Putranto.
Video aslinya membahas laporan Joko Widodo ke Polda Metro Jaya terkait dugaan pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) yang menuduh ijazah Jokowi palsu. Sebagai tindak lanjut, Polda menjadwalkan pemeriksaan Rismon Sianipar, anggota TPUA, sebagai saksi. Hingga saat ini, polisi telah memeriksa 29 saksi terkait kasus ijazah Jokowi.
Potongan video selanjutnya yang menampilkan Terawan Agus Putranto identik dengan video berjudul “Menkes Terawan Bentuk Tim Atasi Permasalahan BPJS,” yang pernah diunggah oleh akun YouTube CNN Indonesia pada 30 Oktober 2019.
Dalam video aslinya, Terawan tidak membahas perusahaan farmasi atau metode pengobatan hipertensi; ia membahas berbagai masalah yang dihadapi oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) pada masa jabatannya sebagai Menteri Kesehatan di Kabinet Indonesia Maju.
Tempo juga memverifikasi video tersebut menggunakan alat pemindai AI, Hive Moderation, yang menunjukkan bahwa 92 persen kemungkinan audio dalam video Kompas TV telah dimodifikasi dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan.
Terawan Bukan Ahli Hipertensi
Tempo sebelumnya telah menulis mengenai profil Terawan yang saat ini menjabat sebagai penasehat khusus Presiden Prabowo Subianto. Ia bukanlah seorang ahli hipertensi, melainkan dokter militer spesialis radiologi.
Terawan adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). Setelah lulus, ia memulai karier di kedokteran militer di bawah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
Ia kemudian melanjutkan pendidikan spesialis Radiologi di Universitas Airlangga Surabaya dan menyelesaikan subspesialisasi di bidang Radiologi Intervensional pada tahun 2009. Ia juga menyelesaikan studi S3 di Universitas Hasanuddin pada tahun 2016.
Terawan pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan pada tahun 2019-2020, diangkat oleh Presiden Joko Widodo pada 23 Oktober 2019. Sebelum itu, ia menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto dari tahun 2015 hingga 2019 dan sebagai Ketua Tim Dokter Kepresidenan pada tahun 2009-2019.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim mengenai video presenter Kompas TV yang mempromosikan obat kesehatan adalah tidak benar. Video tersebut merupakan hasil rekayasa dengan audio yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan.