“Dalam beberapa aspek, bahkan lebih penting ketimbang pemilu dan pilpres, karena membuka kesempatan warga memilih calon favoritnya sebagai kepala daerah dan menghukum petahana yang dinilai tak optimal bekerja”, pungkasnya

“Karena itu peran selama hari pencoblosan ini juga luar biasa penting agar suara rakyat benar-benar murni dari nuraninya dan tidak dicemari hoaks maupun upaya disinformasi apapun”,  imbuh Wahyu.

Menurut catatan , terdapat 670 kasus hoaks terkait pemilu sepanjang Januari-Juni 2024. Hoaks beredar melalui platform seperti TikTok 26,7 persen, YouTube 25,4 persen, 23,7 persen, 12,8 persen, 5,2 persen.

Ketua Presidium , Septiaji mengungkapkan, 2024 sebagai puncak konsentrasi informasi pada tahun pemilu. Potensi misinformasi semasa pencoblosan hingga penghitungan suara dapat mengganggu proses demokrasi.

“Karenanya mengerahkan Satgas Pemilu, relawan dan tim periksa fakta untuk bergabung dengan koalisi untuk bersama menjaga integritas informasi selama Pilkada
berlangsung. Integritas informasi sangat penting untuk membuat Pilkada berjalan lancar dan damai”, tutur Septiaji.

Kegiatan pemeriksaan fakta yang mendapatkan dukungan dari Google News Initiative ini merupakan bagian dari upaya koalisi memeriksa temuan serta memperlambat peredaran informasi yang mengandung kebohongan selama hari pemungutan suara kepala daerah.

Tujuannya agar publik mendapat informasi sesuai dengan fakta yang akurat.

***

Ariana Aira
Editor
Mimbar Timur
Publikasi