Mimbartimur.com – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Halmahera Selatan disinyalir memangkas puluhan anak buahnya tanpa alasan yang jelas. Tindakan tak berdasar tersebut ternyata terjadi sejak 2024 lalu.

Pemangkasan yang hak puluhan pegawai itu ditaksir ratusan juta. Pasalnya, intensif yang seharusnya diterima setiap orang sebesar Rp 5-7 Juta hanya dibayarkan sebesar Rp 700 ribu rupiah.

Anggaran yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah () merupakan pembuatan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing () sejak satu tahun terakhir. Potongan yang dinilai tak wajar itu terungkap setelah sejumlah pegawai Noce Totononu melayangkan protes.

Kepala Ilham Abubakar mengatakan pihaknya telah menerima laporan terkait pemotongan insentif puluhan pegawai tersebut. Ia mengaku pihaknya telah melakukan penelusuran dengan memeriksa sejumlah korban.

“Sudah kami terima informasi itu, saat ini tim kami sudah melakukan investigasi. Sebagian korban sudah kami mintai keterangan”, ujar Ilham kepada mimbartimurcom saat ditemui diruang kerjanya pada Rabu (19/03) dini hari.

Menurutnya, pemeriksaan sejumlah pegawai yang diduga menjadi korban pemangkasan insentif sebagai langkah awal untuk diproses lebih lanjut. Ilham menuturkan, dari sekian korban masih terdapat sepuluh orang yang belum dimintai keterangan.

“Masih sepuluh orang yang belum kami periksa, namun terkait persoalan ini sudah kami sampaikan ke Bupati untuk ditindaklanjuti. Untuk pekembangan selanjutnya nanti kami sampaikan hasilnya kedepan”, pungkasnya.

-- --

Sementara seorang pegawai yang enggan menyebutkan pemangkasan insentif yang merupakan pungutan teribusi IMTA tersebut kerap dipangkas hingga 70 persen sehingga uang yang diterima paling besar Rp 1 juta.

“Itukan sudah jadi hak yang seharusnya kami terima, meski dipotong mestinya ada kejelasan tapi bukan berarti yang seharusnya kami terima sebesar lima sampai tujuh juta menjadi tujuh ratus. Siapa pun pastinya tidak terima”, ujarnya.

Suk Kri
Editor
Mimbar Timur
Publikasi