Mimbartimur.com – Ada-ada saja tingkah laku pejabat sekarang, demi mencari keuntungan pribadi harus melakukan berbagai cara. Seperti dilakukan Camat Kayoa Utara Sahrul U Krois yang memajaki Kepala Desa, Kepala Sekolah, Kepala Puskesmas dan Kepala KUA dengan alasan untuk operasional kegiatan HUT RI ke-79.
Dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan Sahrul pun tak main-main, pejabat tingkat kecamatan itu meminta setiap kepala desa, kepala puskesmas, dan kepala Kantor Urusan Agama (KUA) membayar iuran sebesar Rp 1,5 juta. Sementara kepala sekolah dibebankan membayar iuran sebesar Rp 500 ribu.
Nominal pungli yang menyasar sejumlah pejabat diinstansi tingkat kecamatan itu buat geleng kepala. Pasalnya, jumlah iuran yang terkumpul mencapai puluhan juta, padahal setiap pelaksanaan upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) RI mendapat anggaran Rp 20 -30 juta setiap kecamatan.
Informasi yang dihimpun mimbartimurcom, Camat Kayoa Utara awalnya meminta setiap kepala sekolah membayar iuran sebesar Rp 1 Juta. Namun, nominal itu tak disanggupi sehingga diturunkan menjadi Rp 500 ribu.
“Awalnya kami dimintai satu juta untuk setiap kepala sekolah, nominal itu ditolak karena memberatkan jadi diturunkan lima ratus ribu”, kata salah satu Kepala Sekolah yang enggan disebutkan namanya saat dikonfirmasi, Kamis (15/09).
Menurutnya, permintaan itu sudah menjadi budaya tahunan karena mereka kerap dipajaki setiap gelaran perayaan HUT RI. Ia mengaku iuran itu diminta sebagai alasan untuk kebutuhan persiapan upacara di Kayoa Utara pada 17 Agustus mendatang.
“Kalau kepala desa dimintai bayar satu juta lima ratus, mungkin karena anggarannya besar, kepala puskesmas dan KUA mungkin besarannya juga sama. Kalau kami kepala sekolah tetap menolak bayar sejuta karena pastinya pakai uang pribadi”, pungkasnya.
Selain itu, sejumlah warga juga mengeluhkan kebijakan Camat Kayoa Utara yang dianggap semena-mena karena membawa kelompok lomba dari kecamatan lain. Padahal, kecamatan yang dipimpinnya juga banyak warga yang ingin berpartisipasi.
“Ada sejumlah warga yang dibawa Camat dari kecamatan lain untuk mengikuti lomba, bahkan mobil yang ditumpangi tiba-tiba rusak dana katanya diperbaiki oleh camat menggunakan anggaran upacara dan itu dibayar oleh bendahara”, kata salah satu peserta lomba gerak jalan berinisial WS saat ditemui di lapangan bola Desa Laromabati.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.