Apa sih istimewanya memiliki pasangan karena di buru?, kalimat yang kerap aku temui dari teman-teman sejawatku. Loh kok sampai sekarang masih sendiri?, Ada si Ifan tuh nikahin saja toh, dia juga belum ada pasangan?, Jangan kelamaan sendiri, ingat usia jangan sia-siakan waktu.
Sebelumnya perkenalkan, namaku Kiya Riana Sasmita, perempuan sederhana yang tak begitu menyukai make up kecantikan karena lebih senang dengan hal-hal natural.
Aku berusia 27 tahun dan bekerja sebagai seorang akuntan pada salah satu bank ternama. Aku seorang lulusan terbaik juga dari universitas bergengsi dan hingga saat ini belum memikirkan pasangan hidup. hehhe
Bagiku itu kalimat yang sangat mendiskreditkan, seakan usia yang makin berkurang menjadi masalah besar selama belum memiliki pasangan.
Padahal ada rencana yang paling baik, selain harus mengambil keputusan dari syair-syair teman sejawatku ini. Menyebalkan gak sih, hari-harimu kerap di renungi kat-kata receh gitu.
Namun entahlah, semua syair-syair itu mungkin bisa menjadi motivasi bagi diriku untuk tetap menjadi wanita yang tetap tangguh menjalani proses kehidupan ini.
Bagi aku memiliki pasangan adalah persoalan waktu yang harus dipertimbangkan sematang mungkin agar kedepan tak melamuni setiap rencana yang ditata dulu.
Aku punya rencana kecil yang terus di genggam hingga saat ini. Semasa kecil, ibu dan ayah bertanya apa cita-cita aku, jawabanku cuman satu, pengen menjadi perempuan hebat di mata kedua orang tuaku.
Jawaban sederhana itu memiliki makna yang paling mendalam, yakni sesuatu yang aku jalani harus benar-benar menjadi cikal bakal bagi diriku dengan ending yang maksimal.
Sejak disematkan sebagai lulusan terbaik dari sekolah, kala itu aku begitu komitmen dalam melakukan suatu pekerjaan. Paska lulus SMA, aku memilih universitas terbaik untuk melanjutkan pendidikan.
Semasa SMA, ada begitu banyak cerita yang aku lalui. Maklum, zaman dimana dirimu diujikan dengan lingkungan yang serba-serbi terutama hal-hal yang menyangkut dengan persoalan cinta-cintaan.
Semua orang pasti merasakan masa puberitas, dimana kita diperhadapkan dengan fase petumbuhan mencapai kematangan reproduksi. Artinya ada banyak hal yang ingin kita tahu dan mencobanya baik itu kenakalan, cinta-cintaan maupun kenakalan remaja lainnya.
Teman karibku, Neisa namanya. Orangnya cantik dan baik, dia menjadi saingan belajarku selama tiga tahun di sekolah. Kami selalu belajar bareng, ngerjain tugas bareng, kemana-mana bareng bahkan tidur pun bareng.
Suatu hari, kami belajar bersama teman-teman kelas di taman kota. Karena di taman itu tersedia perpusatakaan baca yang sangat bagus, sehingga kami memilih belajar disana.
Meski taman itu bukan kali pertama aku kesana tapi karena belajar ramai-ramai menjadi sesuatu yang baru bagiku sehingga ada banyak hal yang ditemukan selama belajar.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.