Kontraktor dari pihak pemerintah dilaporkan mulai mengadopsi teknologi kamera CCTV untuk meningkatkan kontrol keamanan.
Bisnis dari kamera CCTV ini pun meluas dari Jerman hingga ke negara Inggris pada 1960. Hanya saja, penggunaan CCTV belum semasif zaman sekarang dan fitur yang ditawarkan juga masih terbatas.
Dulu, kamera CCTV hanya digunakan untuk memantau kejadian secara langsung dan rekaman tersebut dialirkan ke monitor.
Rekaman kejadian tersebut ditujukan untuk memonitor kejadiaan saat itu saja, dan hasil rekaman yang dimunculkan belum dapat disimpan seperti sekarang.
Beberapa waktu setelahnya, para engineer mulai memperkenalkan sistem perekaman baru yang dinamai reel-to-reel.
Sistem itu memungkinkan CCTV melakukan perekaman kejadian, tetapi masih harus dikontrol oleh operator secara manual.
Jadi, saat melakukan perekaman, operator haus memasukkan kaset (tape) ke alat perekam dan siap melakukan pergantian ke kaset yang baru apabila kaset yang lama sudah penuh.
Namun, sistem tersebut dinilai merepotkan dan ketinggalan zaman sejak kemunculan perangkat VCR (Voice Cockpit Recorder) pada 1970-an.
VCR kala itu lebih diminati masyakarat karena punya banderol harga yang murah, mudah diakses dan digunakan. Nilai jual dari VCR saat itu adalah dapat merekam kejadian secara otomatis tanpa harus dipantau/dikontrol operator.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.