“Kami meminta ditinjau kembali dan bersikap tegas dengan membatalkan IUP tersebut. Secara geografis, elevasi, dan drainase ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi akan mengalir menuju lembah sungai Sagea berdasarkan topografi tanah bukit Goa Bokimaruru”, tandasnya.
Ia menyebut pencemaran sungai Sagea yang terjadi saat ini hanya dampak kecil karena belum beroperasinya sejumlah perusahaan pertambangan raksasa yang menguasai ribuan hektar separuh wilayah Halmahera Tengah.
“Ini akan menjadi citra buruk bagi pemerintahan AGK, dengan mendiamkan berbagai persoalan sosial akibat ulah perusahaan ini. Apalagi dengan memberikan izin bagi perusahaan baru, artinya ini juga menjadi ancaman tambahan bagi warga setempat”, tutupnya
***
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.