Sementara itu, Eka Rimawati menyoroti peran media sosial di kalangan . Ia menekankan pentingnya literasi digital serta sikap bijak dalam menggunakan media sosial. , menurutnya, perlu didorong untuk tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga mampu memproduksi konten yang edukatif dan bernilai.

Ia juga menyinggung tantangan dunia jurnalistik di era digital, terutama terkait derasnya arus informasi yang kerap tidak diimbangi dengan kemampuan verifikasi yang memadai di masyarakat.

Pandangan kritis disampaikan Zainal Mustofa yang menilai bahwa intensitas penggunaan media sosial berpotensi mengikis nilai-nilai sosial. Menurutnya, kecenderungan individualistik di ruang digital dapat mengurangi kepekaan sosial jika tidak diimbangi dengan kesadaran dan kontrol diri.

Dalam konteks tersebut, ia menegaskan peran kader IPNU dan sebagai penjaga nilai sosial, mengingat semangat kepedulian dan pengabdian telah menjadi bagian dari proses kaderisasi organisasi.

berlangsung interaktif melalui sesi tanya jawab antara peserta dan narasumber. Sejumlah isu dibahas, mulai dari persoalan kesejahteraan sosial, peran dalam advokasi kebijakan, hingga tantangan membangun kesadaran kolektif di tengah dominasi ruang digital.

Menutup rangkaian kegiatan, Henik Setyorini menegaskan pentingnya keberlanjutan forum-forum semacam ini.

Ia menilai dialog yang melibatkan pemerintah, pegiat sosial, jurnalis, tokoh masyarakat, dan dapat menjadi ruang strategis untuk membangun kolaborasi sekaligus merumuskan rekomendasi kebijakan publik.Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata kepada para narasumber dan sesi foto bersama.

-- --

Melalui kegiatan ini, SCC PC IPNU menegaskan perannya sebagai ruang intelektual dalam merawat kesadaran kolektif, memperkuat nilai sosial, serta menyiapkan generasi muda yang kritis dan berkeadaban di usia ke-254 daerah tersebut.