Dengan demikian, analisis terhadap di menunjukkan bahwa meskipun ada potensi yang dapat dikembangkan, kondisi saat ini belum memadai untuk mendukung pembentukan . Oleh karena itu, perlu adanya kajian yang lebih mendalam dan strategi yang jelas untuk mengoptimalkan pengelolaan SDA sebelum melangkah ke tahap pembentukan .

Keinginan untuk melepaskan diri dari Halmahera Selatan dan membentuk daerah otonom baru di Pulau Makian dan Kayoa tidak dapat dipandang sebelah mata. Namun, langkah ini harus didasarkan pada analisis yang komprehensif mengenai dampaknya terhadap masyarakat dan perekonomian lokal. Sejarah pemekaran daerah di Indonesia menunjukkan bahwa banyak daerah yang berpisah justru menghadapi kesulitan dalam hal pengelolaan pemerintahan dan pelayanan publik. Sebagai contoh, pemekaran Kabupaten Buru Selatan dari Kabupaten Buru pada tahun 2010 tidak serta merta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melainkan justru menambah tantangan dalam pengelolaan anggaran dan pelayanan (Yusuf, 2020).

Salah satu argumen yang sering diajukan oleh pendukung pemekaran adalah harapan untuk mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah pusat. Namun, data menunjukkan bahwa pemekaran daerah tidak selalu diikuti dengan peningkatan alokasi anggaran. Menurut laporan Kementerian Dalam Negeri, banyak daerah otonom baru yang justru mengalami penurunan anggaran per kapita setelah pemekaran. Hal ini menjadi pertimbangan penting bagi masyarakat Pulau Makian dan Kayoa, apakah pemisahan dari Halmahera Selatan akan membawa manfaat atau justru sebaliknya.

Selain itu, isu identitas dan budaya juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Masyarakat Pulau Makian dan Kayoa memiliki sejarah dan budaya yang erat kaitannya dengan Halmahera Selatan. Pemisahan diri dari daerah induk dapat mengakibatkan hilangnya identitas budaya yang telah terbentuk selama bertahun-tahun. Sebuah studi yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Maluku Utara menunjukkan bahwa masyarakat di kedua pulau ini masih sangat terikat dengan tradisi dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, perlu ada kajian yang lebih mendalam mengenai dampak sosial dan budaya dari rencana pemekaran ini.

Dari perspektif ekonomi, melepaskan diri dari Halmahera Selatan juga menimbulkan pertanyaan mengenai keberlanjutan perekonomian lokal. Dalam banyak kasus, daerah otonom baru menghadapi tantangan dalam menciptakan sumber pendapatan yang mandiri. Tanpa adanya potensi ekonomi yang kuat, daerah baru seringkali bergantung pada subsidi dari pemerintah pusat, yang dapat mengancam kemandirian dan keberlanjutan ekonomi jangka panjang (Prasetyo, 2021). Oleh karena itu, penting untuk menganalisis dengan cermat apakah Pulau Makian dan Kayoa memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung perekonomian mereka setelah pemisahan?.

Secara keseluruhan, keputusan untuk melepaskan diri dari Halmahera Selatan dan membentuk daerah otonom baru di Pulau Makian dan Kayoa harus dilakukan dengan kajian yang matang. Mengingat tantangan yang ada, penting bagi masyarakat untuk mempertimbangkan semua aspek, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya, sebelum mengambil langkah besar ini.

Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam konteks pembentukan DOB di Pulau Makian dan Kayoa. Salah satu faktor utama adalah partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Masyarakat harus diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan aspirasi mereka terkait usulan ini. Melalui forum-forum diskusi dan konsultasi publik, masyarakat dapat mengungkapkan harapan dan kekhawatiran mereka, yang pada gilirannya dapat membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran.

Selain itu, penting juga untuk melibatkan pemangku kepentingan lain, seperti organisasi non-pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, dalam proses ini. Mereka dapat memberikan perspektif yang berbeda dan kontribusi yang berarti dalam pengembangan rencana aksi untuk pembentukan DOB. Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan dapat tercipta sinergi yang positif dalam mengatasi tantangan yang ada.

Dari sisi pendidikan, peningkatan akses dan kualitas pendidikan di Pulau Makian dan Kayoa juga menjadi hal yang krusial. Saat ini, banyak anak-anak di kedua pulau ini yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak akibat minimnya fasilitas pendidikan. Pemerintah perlu menginvestasikan lebih banyak sumber daya untuk membangun sekolah dan meningkatkan kualitas pengajaran. Pendidikan yang baik akan memberikan dampak positif bagi pembangunan sumber daya manusia di masa depan, yang pada gilirannya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan sosial.