Mimbartimur.com – Inovasi pengelolaan air laut, air hujan dan daur ulang mendapatkan apresiasi dari Peneliti Rekayasa Air dan Limbah Cair Institut Teknologi Bandung () untuk mendukung pengendalian sendimen secara efektif.

Peneliti Rekayasa Air dan Limbah Cair ITB, Muhammad Sonny Abfertiawan mengatakan Harita Nickel telah membangun dan mengelola lebih dari 53 kolam sendimental di area Izin Usaha Pertambangan (IUP) serta PT Gane Permai Sentosa.

“Upaya Harita Nickel patut diapresiasi, ketika saya pertama kali datang ke sini,infrastruktur yang ada masih belum optimal. Namun kunjungan terakhir ke Obi, mereka telah membangun kolam sendimentasi yang cukup besar dibandingkan dengan tambang nikel lainnya, ujar Sonny dalam rilis yang diterima mimbartimurcom, Selasa (27/05).

Menurutnya, kolam-kolam yang dibangun perusahaan tambang nikel tersebut dirancang untuk mengangkap partikel sendimen yang terbawa dari aktivitas pernambangan sebelum air dilepaskan ke lingkungan, sesuai dengan standar baku mutu yang ditetapkan dalam regulasi.

“Setiap tambang memiliki kondisi yang berbeda. Misalnya, terdapat dua tambang batu bara yang berdekatan. Air di satu tambang bersifat asam dan mengandung banyak sulfida, sedangkan air di tambang lainnya tidak asam”, tukasnya.

Langkah awal, kata Sonny,  yang perlu dilakukan dalam pengelolaan air tambang harus memahami karakteristiknya. Hal tersebut penting untuk mengetahui seberapa banyak dan bagaimana kualitas airnya, agara dapat ditentukan cara pengolahan yang tepat.

Sonny menjelaskan dalam penelitiannya, air tambang nikel di Indonesia umumnya memiliki potential of Hydrogen (pH) netral hingga basa 8-9, dengan sebagian besar logam berat dalam bentuk tersuspensi sehingga relatif muda diendapkan.

Lebih lanjut, Sonny mengungkapkan salah satu kolam sendimental terbesar terletak di titik Tuguraci 2 dengan kapasitas penampungan air mencapai 942.000 meter kubuk dan luas area sekitar 42 hektare.  “Namun, jika terdapat logam terlarut seperti Cr6, maka perlakuan khusus diperlukan dengan reduksi menggunakan ferro sulfat atau FeSO₄”, jelasnya.

Sebagai informasi, proses pengendapan di kolam ini membantu menurunkan tingkat kekeruhan air dan memastikan kualitasnya memenuhi baku mutu, terutama untuk parameter pH dan Total Suspended Solids (TSS). Kolam besar ini dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk memastikan air yang keluar memenuhi standar yang ditetapkan.