Namun, ketika muncul, ia tidak datang sendiri. Ia membawa serta beberapa prajuritnya yang berpura-pura sebagai penonton. Mereka berteriak dan bersorak, menambah kesan bahwa Abunawas memiliki dukungan yang besar. mulai merasa terintimidasi.

Pertarungan pun dimulai. Abunawas, yang dikenal tidak hanya cerdik tetapi juga terampil dalam bertarung, berhasil mengelak dari setiap serangan Raja Zaman. Ia menggunakan kecepatan dan kecerdasannya untuk menghindar dan memberikan serangan balik yang tepat. Dalam beberapa menit, Raja Zaman mulai kehabisan tenaga.

Melihat kesempatan itu, Abunawas berteriak, “Ingatlah, Raja Zaman! Ini bukan hanya tentang kekuatan, tetapi juga tentang kecerdikan dan strategi!” Dengan satu serangan terakhir yang cerdik, Abunawas berhasil menjatuhkan Raja Zaman ke tanah.

Raja Zaman, yang kini terkapar, merasa malu dan terhina. Ia menyadari bahwa ia telah terjebak dalam permainan cerdik Abunawas. Dengan penuh rasa hormat, ia mengakui kekalahannya dan bersumpah untuk meninggalkan kerajaan Abunawas selamanya.

Keberhasilan Abunawas tidak hanya menyelamatkan kerajaannya, tetapi juga menunjukkan bahwa kecerdikan dan strategi sering kali lebih kuat daripada kekuatan fisik. Sejak hari itu, Abunawas dikenang sebagai pahlawan yang melabui lawan di medan perang, dan kisahnya menjadi legenda yang diceritakan dari generasi ke generasi.

Dengan demikian, Abunawas tidak hanya memenangkan pertempuran, tetapi juga mengajarkan bahwa dalam hidup, terkadang kita membutuhkan lebih dari sekadar keberanian-kita membutuhkan kecerdikan dan kebijaksanaan untuk menghadapi tantangan yang ada di depan kita.

***

Azzahra
Editor
Mimbar Timur
Publikasi