Dalam konteks ekonomi, meskipun banyak perempuan yang telah memasuki dunia kerja, mereka sering kali menghadapi kesenjangan upah yang signifikan dibandingkan laki-laki. Menurut data dari International Labour Organization (ILO), perempuan di Indonesia mendapatkan upah 23% lebih rendah dibandingkan laki-laki untuk pekerjaan yang sama (ILO, 2021). Kesenjangan ini mencerminkan adanya diskriminasi yang masih berlangsung di tempat kerja, di mana perempuan sering kali dianggap kurang kompeten atau tidak layak untuk posisi-posisi tertentu. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menerapkan kebijakan yang mendukung kesetaraan upah dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.

Selain itu, perempuan juga sering kali terjebak dalam pekerjaan informal yang tidak memberikan perlindungan hukum dan jaminan sosial. Banyak perempuan yang bekerja sebagai buruh migran, pekerja rumah tangga, atau dalam sektor informal lainnya, di mana mereka tidak memiliki akses terhadap hak-hak dasar seperti cuti hamil, jaminan kesehatan, dan perlindungan dari pemutusan hubungan kerja. Ini adalah isu yang harus diperjuangkan agar perempuan mendapatkan perlindungan yang layak dalam dunia kerja.

Dalam hal politik, meskipun telah ada kemajuan dalam partisipasi perempuan, masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan representasi perempuan dalam pengambilan keputusan. Perempuan sering kali terpinggirkan dalam proses politik, dan suara mereka tidak didengar dalam pembuatan kebijakan. Oleh karena itu, penting untuk mendorong lebih banyak perempuan untuk terlibat dalam politik, baik sebagai pemilih, kandidat, maupun sebagai pengambil keputusan. Program pelatihan dan dukungan untuk calon pemimpin perempuan perlu diperkuat agar mereka dapat bersaing secara efektif dalam arena politik.

Memaknai tidak hanya sekadar mengenang perjuangan satu tokoh, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya melanjutkan perjuangan untuk kesetaraan gender. R.A. Kartini telah membuka jalan bagi perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan hak-hak mereka, namun perjalanan masih panjang. Perempuan masa kini harus terus berjuang untuk mengatasi tantangan yang ada, baik dalam pendidikan, ekonomi, maupun politik. Dengan semangat yang diwariskan oleh Kartini, dapat memperjuangkan hak-hak mereka dan menciptakan perubahan yang lebih baik untuk generasi mendatang.

Oleh karena itu, kita perlu merayakan Hari Kartini tidak hanya sebagai hari peringatan, tetapi juga sebagai momentum untuk beraksi dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara. Setiap individu memiliki peran penting dalam perjuangan ini, baik sebagai pendukung, aktivis, maupun sebagai anggota masyarakat yang peduli terhadap isu-isu gender. Dengan bersama-sama, kita dapat menciptakan perubahan yang positif dan memastikan bahwa perjuangan Kartini tidak sia-sia.

Perjuangan R.A. Kartini dan perempuan masa kini memiliki benang merah yang kuat dalam upaya mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Meskipun konteks dan tantangan yang dihadapi berbeda, semangat untuk memperjuangkan hak-hak perempuan tetap relevan. Kita harus terus melanjutkan perjuangan ini dengan komitmen dan tindakan nyata, agar cita-cita Kartini untuk perempuan Indonesia dapat terwujud. Mari kita jadikan Hari Kartini sebagai ajang refleksi dan aksi untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua perempuan, di mana mereka dapat mengakses pendidikan, berpartisipasi dalam ekonomi, dan terlibat dalam politik tanpa diskriminasi. Dengan demikian, kita dapat menghormati warisan Kartini dan memastikan bahwa perjuangannya tetap hidup dalam setiap langkah kita ke depan. ***